PENGUKURAN ALIRAN GAS
1. PENDAHULUAN
Laju produksi minyak,
air, dan gas perlu diukur untuk mengetahui berapa banyak produksi masing-masing
sumur per hari. Data laju produksi diperlukan untuk dilaporkan ke management,
yang selanjutnya dilaporkan ke pemerintah maupun sebagai alat management untuk
pengambilan kebijakan perusahaan. Disamping itu data produksi juga dapat
digunakan untuk analisis jika terjadi
penurunan laju produksi secara mendadak. Data produksi juga digunakan untuk
studi reservoir misalnya untuk menghitung cadangan sisa.
Minyak,
air dan gas yang diproduksi dari sumur-sumur dialirkan ke Stasiun Pengumpul
(SP), untuk dipisahkan dan diukur berapa laju alir masing-masing fluida
tersebut. Pengukuran dilakukan terhadap masing-masing fluida secara tersendiri
agar hasil pengukuran makin teliti. Untuk sumur-sumur gas, laju produksi
masing-masing sumur diukur selama 24 jam sehari, sedangkan untuk sumur-sumur
minyak, pengukuran pada uji produksi cukup dilakukan dengan uji produksi selama
beberapa jam sehari, tergantung pada perbandingan antara banyaknya sumur dan
banyaknya separator test.
Karena
selama diproduksi, gas harus terus menerus mengalir (tidak dapat ditampung),
maka pengukuran laju produksi dilakukan selama pengaliran di dalam pipa alir.
Sedangkan minyak dan air, karena dapat ditampung dalam suatu wadah (tangki),
maka pengukuran dapat dilakukan selama pengaliran di dalam pipa alir, atau
diukur setelah minyak atau air ditampung dalam tangki.
2. DIFFERENTIAL PRESSURE FLOWMETER
Terdapat
berbagai macam alat ukur laju aliran fluida berdasarkan prinsip kerja yang berbeda-beda,
yaitu: differential pressure flowmeter, variable area flowmeter, magnetic
flowmeter, turbine meter, positive displacement flowmeter, dll. Pada kursus ini
hanya akan dibahas alat ukur yang paling banyak digunakan untuk mengukur laju
aliran gas, yaitu orifice meter (salah satu tipe dari differential pressure
flowmeter).
Differential
pressure flowmeter terdiri dari elemen primer sebagai alat untuk menghasilkan
selisih tekanan yang cukup besar antara dua titik di sepanjang aliran
(differential pressure producer) dan elemen sekunder yang berfungsi untuk
merekam tekanan aliran (static pressure), beda tekanan (differential pressure)
dan temperatur fluida yang mengalir).
2.1 ELEMEN
PRIMER
Terdapat
berbagai jenis elemen primer, misalnya: orifice plate, ventury tube, flow
nozzle, pitot tube, annubar dll. Di antaranya yang paling banyak digunakan
adalah orifice plate.
2.1.1
Orifice
Plate
Orifice plate berupa plat dari stainless
steel berbentuk bulat yang dipasang tegak lurus terhadap arah aliran, yang
dilubangi untuk mengijinkan fluida tetap dapat mengalir. Dengan memasang
orifice, beda tekanan antara bagian hulu plat (upstream) dan bagian hilir plat
(downstream) akan cukup besar untuk direkam dan dibaca. Orifice plate dapat
dibagi-bagi berdasarkan penampang lubang, bentuk lubang, dan posisi lubang.
Berdasarkan penampang lubang ada 3 jenis
orifice, yaitu square-edge (penampang lubang siku-siku), quadrant-edge
(digunakan di Eropa), dan conical-edge orifice (digunakan di USA). Bersasarkan
bentuk lubang terdapat 2 jenis, yaitu circular orifice dan segmental orifice.
Berdasarkan posisi lubang terdapat 2 jenis, yaitu concentric dan eccentric orifice.
2.1.1.1.
Penggunaan Masing-masing Orifice
a.
Square
edge, concentric orifice: digunakan pada pipa pipa 2” atau
lebih, untuk aliran cairan yang bersih, gas dan uap berkecepatan rendah.
Perbandingan beta (β) yaitu perbandingan antara
diameter lubang orifice (d) dengan diameter pipa (D) berkisar antara 0.15
sampai 0.75 untuk flange tap, dan antara 0.2 sampai o.67 untuk pipe tap ,
tergantung kisaran atas differential pressure yang diinginkan. Pada laju alir
yang sama, beta ratio yang lebih besar
akan menghasilkan differential pressure yang lebih rendah daripada bera ratio
yang kecil. Penggunaan untuk aliran fluida dengan Reynolds number antara 10,000
sampai 3.3 x 107
b.
Quadrant-edge
dan conical-edge, concentric orifice: digunakan jika Reynolds
number kurang dari 10,000. Orifice tipe ini lebih cocok digunakan karena kontur
lubang kuadran dan kerucut (conical)
menghasilkan discharge coefficient yang lebih konstan. Jika pada square edge
orifice besarnya discharge coefficient dapat
berubah sampai 30%, pada quadrant dan conical edge, pengaruhnya hanya berkisar
antata 1 – 2%, sehingga orifice ini lebih cocok untuk cairan kental (Reynolds
number rendah).
c.
Eccentric
orifice dan segmental orifice: untuk aliran cairan yang
membawa gembung-gelembung gas, lubang orifice dibuat pada bagian atas plat,
sedang untuk aliran gas yang membawa tetes-tetes cairan, lubang orifice dibuat
pada bagian bawah plat. Lubang juga dapat

Gambar
1. Quadrant edge dan conical edge orifice, concentric
dibuat
berbentuk segmen lingkaran. Orifice jenis ini lebih jarang digunakan, dan
datanya juga sulit dicari.

Gambar 2. Eccentric
orifice

Gambar 3. Segmental
ofrifice
2.1.1.2 Posisi Penyadapan Tekanan (Pressure Tapping)
Terdapat
beberapa metode peletakan titik penyadapan tekanan, yaitu:
(a)
flange tap, jarak dari orifice plate ke titik tengah pipa, baik ke arah
upstream maupun downstream sebesar 1”, (USA)
(b)
corner tap,posisi pipa pressure tap menyudut terhadap pipa alir (Eropa)
(c) radius tap atau D dan D/2, (Eropa)
(d) pipe tap ( 2 ½ D dan 8 D).

Gambar
4. Beberapa metode pressure tapping
2.1.2
Venturi
Tube
Inlet yang mengerucut dan outlet
yang mengembang (Gambar ) dapat
menghasilkan penurunan tekanan yang cukup substansial. Karena tidak terjadi
penumpukan kotoran saat fluida mengalir melalui venturi tube, maka alat ini
dapat digunakan untuk aliran yang kotor. Mula-mula dirancang untuk pipa 16”
atau lebih, tetap dengan ditemukannya model yang lebih baru (universal venturi tube), alat ini dapat juga
digunakan untuk pipa yang lebih kecil. Cocok untuk aliran dengan Reynolds
number lebih dari 100,000. Jika Reynolds number kurang dari 100,000, maka
akurasi alat ini menurun.

Gambar
5. Classical venturi tube
2.1.3
Flow
Nozzle
Mempunyai inlet berbentuk eliptikal
(ASME) atau radius (ISA). Biasanya digunakan untuk aliran uap berkecepatan
tinggi (>100 ft/detik). Karena lebih kaku daripada orifice, maka pada ukuran
pipa yang besar, flow nozzle lebih stabil pada temperatur dan kecepatan
yang tinggi.

Gambar
6. Universal century tube (kiri) dan flow nozzle (kanan)
2.1.4
Pitot
Tube
Digunakan
pada pengukuran aliran di dalam pipa berukuran besar, jika fluida yang mengalir
adalah cairan yang bersih atau gas/uap. Kecepatan aliran sebanding dengan akar
differential pressure (selisih antara tekanan stagnan dan tekanan statik),
dimana kecepatan aliran yang diukur adalah kecepatan aliran pada kedalaman
pemasangan pitot tube di dalam pipa. Sebab itu, kedalaman pitot tube harus
ditentukan seca ra matematis pada titik kecepatan rata-rata aliran.

Gambar 7. Pitot tube
3.
Annubar
Annubar
adalah semacam pitot tube dengan lubang lubang lebih dari satu yang dipasang
melintang diameter pipa. Lubang-lubang penyadapan tekanan ditentukan secara
matematis berdasarkan profil aliran laminer dalam pipa, sehingga dapat
menghasilkan rata-rata differential pressure antara tekanan stagnan dengan
tekanan statik.

Gambar
8. Annubar
2.2.
ELEMEN SEKUNDER
Elemen
sekunder berupa alat pengukur dan perekam tekanan statik, tekanan diferensial
dan temperatur jika perekaman dilakukan langsung di SP, atau transmitter
tekanan statik, tekanan diferensial dan temperatur jika perekaman dilakukan di
control room yang jauh (untuk remote
area field).
Sensor tekanan statik berupa bourdon
tube (dapat berbentuk “C” tube, spiral maupun helical). Alat ukur tekanan
diferensial dapat berupa dry-type differential pressure measuring device
(berupa bellows) dan wet-type diffrential pressure measuring device (berupa
manometer air raksa). Sensor temperatur biasanya berupa bimetal thermometer.

Gambar 9. Berbagai jenis alat perekam
differential pressure
Perekaman tekanan dan temperatur
dilakukan di atas chart kertas berbentuk bulat dengan lingkaran-lingkaran
konsentrik untuk skala pembacaan. Ada tiga macam pembagian skala, yaitu:
uniform, square root, dan kombinasi, Agar tidak terjadi kekeliruan pembacaan,
ditentukan standar warna untuk masing-masing rekaman, yaitu biru untuk tekanan
statik, merah untuk tekanan diferensial dan hijau untuk temperatur. Ke arah
keliling, chart dibagi dengan 24 garis lengkung memotong lingkaran untuk
menunjukkan pembagian waktu
Recorder dihubungkan ke
pressure tap pipes dengan menggunakan stainless streel pipe ½” (untuk meter run
4” atau lebih besar), 3/8” untuk meter run 3”) dan ¼” untuk meter run 2” atau
lebih kecil), yang dilengkapi dengan shut-off valves, bypass valves, bleeder
valve, settling chambers dan blow down valves.

Gambar 10. Hubungan flow recorder dengan pressure tap
pipes
2.3 ORIFICE FITTING
2.3.1 Jenis-jenis Orifice Fitting
Pressure
tapping yang paling banyak digunakan adalah flange tap, karena kompak, dan pada
laju alir yang sama flange tap menghasilkan pembacaan differential presure yang
paling tinggi di anatara metode pressure tapping yang lain, sehingga pembacaan
dapat lebih teliti. Di samping itu,
terdapat beberapa pilihan orifice fitting, dengan kelebihan/kekurangan
masing-masing, sbb:
a. Flange
fitting, sederhana dan biayanya paling murah
b. Daniel
Junior Orifice Fitting, untuk pipa 8” atau lebih besar
c. Daniel
Senior Orifice Fitting, penggantian orifice plate dapat dilakukan tanpa
mengganggu aliran
d. Daniel
Simplex Orifice Fitting, harga hampir sama dengan flange fitting, penggantian
orifice plate mudah

Gambar 11. Daniel Junior Orifice Fitting

Gambar 12. Daniel Senior Orifice Fitting

Gambar 13. Penampang Daniel Senior Orifice Fitting
2.3.2
Prosedur pengambilan dan pemasangan orifice plate dan
chart

Gambar 14. Operating instruction melepas dan memasang
orifice plate
2.3..2.1
Mengambil orifice plate lama
1. Buka
equalizer valve no. 1 (maksimum 2 putaran) agar tekanan di dalam lower chamber
dan upper chamber menjadi sama
2. Buka
slide valve no. 5 agar plate carrier (pembawa orifice plate) dapat dinaikkan
dengan memutar carrier shaft
3. Putar
carrier shaft no. 6 sampai plate carrier menyangkut ke gear atas
4. Putar
carrier shaft no. 7 sampai plate carrier menumbuk sealing bar no.9
5. Tutup
slide valve no. 5 untuk menahan plate carrier
6. Tutup
equalizer valve no. 1
7. Buka
bleeder valve no. 10B untuk membuang gas dari upper chamber
8. Berikan
lubrikasi melalui grease gun no. 23
9. Longgarkan
baut-baut (pressing nuts) no. 11, plat dudukan baut ( no. 12) jangan dilepas
10. Putar
no. 7 untuk membebaskan sealing bar dan gasket (no. 9 dan 9A)
11. Lepas
no. 12, 9 dan 9A
12. Putar
no.7 sampai plate carrier keluar ke atas
13. Lepas
orifice plate dari dudukannya (plate carrier)
2.3.2.2 Memasang orifice plate baru
1. Pasang
orifice plate baru ke plate carrier
2. Tutup
bleeder valve no. 10B
3. Putar
no. 7 pelan-pelan sampai plate carrier melewati level dari sealing bar dan
gasket. Jangan menurunkan plate carrier sampai duduk pada slide valve
4. Pasangkan
kembali no. 9, 9A dan 12
5. Eratkan
baut-baut no. 11
6. Buka
equalizer valve no. 1
7. Buka
slide valve no. 5
8. Putar
carrier shaft no. 7 agar plate carrier turun, sampai plate carrier menyangkut
ke gear bawah
9. Putar
carrier shaft no. 6 sampai plate carrier duduk
10. Tutup
sllide valve no. 5
11. Tutup
equalizer valve no. 1
12. Buka
bleeder valve no. 10B
13. Berikan
lubrikasi melalui no. 23
14. Tutup
no. 10B
2.3.2.3 Prosedur pengambilan chart lama pemasangan
chart baru
1. Buka bypass valve
2. Tutup kedua block valve secara bersamaan
3. Buka vent valve sampai tekanan nol
4. Buka cover
5. Angkat pen lift dan ambil chart yang lama
6. Putar jam sampai penuh
7. Cek pena/tinta
8. Stel pena static dan differential pressure tepat pada
garis nol
9. Tutup cover
10. Tutup vent valve
11. Tutup bypass valve
12. Buka kedua block valve secara bersamaan
2.3.3.
METER
RUN
Meter
run adalah instalasi perpipaan tempat penyadapan tekanan (pressure tapping).
Untuk mendapatkan hasil pengukuran yang akurat, maka diharapkan tidak ada
pusaran arus di dalam aliran. Kelengkapan perpipaan yang dapat menyebabkan
terjadinya pusaran adalah elbow dan pressure regulator atau valve yang tidak
terbuka penuh. Apabila ruangan memungkinkan, maka oleh American Gas Association
(AGA) telah diatur panjang minimum pipa lurus antara elbow/regulator/valve ke
orifice, baik ke arah upstream maupun downstream. Jika ruangan terlalu sempit,
maka dapat digunakan straightening vanes untuk memperpendek jarak tersebut.
Sebagai
contoh, dari gambar 15, jika perbandingan antara orifice dan pipa (β)
= 0.5, maka untuk pipa 4” diameter orifice 2”, panjang A = 25 x 4 = 100” dan B
= 4 x 4” = 16”. Jika memakai straightening vanes, maka A’ = 10 x 4 = 40”, C =
C’ = 5 x 4” = 20”, sedangkan B tetap, yaitu 16”

Gambar 15. Panjang
minimum pipa lurus pada meter run
2.4 PERHITUNGAN LAJU ALIRAN GAS
2.4.1
Cara pembacaan chart
-
Di lapangan umumnya secara manual (period
method), yaitu membaca harga differential pressure, static pressure dan
temperature rata-rata dalam periode waktu 24 jam
-
Pembacaan chart lebih akurat dengan
menggunakan planimeter yaitu dengan cara memutar chart pada tempat yang
tersedia, sambil memutar, jarum penunjuk diletakkan mengikuti arah atau harga
yang tercatat pada chart itu sendiri. Harga terakhir dapat dilihat pada
indikatornya.

Gambar 16.
Planimeter
2.4.2
Rumus untuk menghitung laju alir gas
Rumus untuk menghitung laju aliran gas
telah disusun oleh AGA (American Gas Association) sebagai berikut:

di mana :
Q = laju alir gas pada kondisi standar (14.73 psia dan 60oF),
scf/jam
C’ = konstanta aliran
Hw = tekanan diferensial; inch H2O
Pf = tekanan alir, psia
Konstanta
aliran (C’) terdiri dari beberapa faktor sebagai berikut:
C’ = (Fb) (Fr) (Y) (Fpb
) (Ftb) (Ftf) (Fg) (Fpv) (Fm)
(Fl) (Fa)
di mana:
Fb = faktor dasar orifice (orifice base
factor), lihat Tabel 1
Fr =
faktor bilangan Reynolds (Reynolds number factor) è
Lihat tabel 2 untuk mendapatkan harga b (fungsi dari Æ pipa, Æ orifice dan lokasi taps)
Rumus: Fr = 1 + b/(Hw x Pf) 0,5
Y = faktor
ekspansi (expansion factor), lihat Tabel 3
Fpb = faktor
dasar tekanan (pressure base factor)
Rumus : Fpb = 14,73 /tek. std. yang digunakan (jika kontrak
penjualan menunjuk dasar tekanan selain 14.73. Jadi, jika dasr tekanan yang
digunakan adalah 1 atm (14.73 psia, maka Fpb = 1)
Ftb = faktor
dasar temperatur (temperature base factor),
Rumus : ftb = (oF + 460 )/520. Jadi, jika kontrak
penjualan menunjuk temperatur dasar adalah 60oF, maka Ftb
= 1.
Ftf = faktor temperatur alir (flowing temperature factor)
Rumus : ftf = {(520 / 460 +
actual flow temp)}0,5
Fg = faktor specific gravity
Rumus :
fg = (1/gg)0,5
, di mana gg =
s.g. gas
Fpv = faktor supercompressibility, Tabel 4, 5
dan 6
Fm =
faktor manometer, hanya diperhitungkan jika alat ukur tekanan differential menggunakan
manometer air raksa, apabila terdapat perbedaan head antara kedua kaki
manometer air raksa, jika tidak menggunakan manometer air raksa, maka Fm
dianggap = 1.
Fl = faktor lokasi pengukuran, efek dari perubahan gravitasi dari
tempat satu ke tampat satunya elative sangat kecil maka dalam perhitungan Fl
ini dapat diabaikan (dianggap = 1)
Fa = faktor
ekspansi thermal orifice plate
Rumus
:
Fa =
1 + [0,0000185 (oF – 68)] bahan stainless
Fa = 1 + [0,0000159 (oF
– 68)] bahan monel

Tabel
1. Orifice base factor (Fb), flange taps

Tabel
2. Harga b untuk perhitungan harga Fr, flange taps

Tabel
3. Expansion factor (Y), flange taps, tekanan statik diambil dari downstream

Tabel
4. Pressure adjustment untuk perhitungan faktor supercompressibility

Tabel
5. Temperature adjustment untuk perhitungan faktor supercompressibility

Tabel
6. Faktor supercompressibility
Contoh
penentuan harga faktor-faktor perhitungan:
1. Menggunakan
tabel: pipa meter run 4”, dengan ID 4.026”, diameter orifice 2”, berapa harga Fb.
Karena pipa 4” dengan ID 4.026”, maka digunakan Tabel 1 bagian bawah. Pada
kolom Orifice Diamater, pilih 2.000, serdangkan pada Kolom Internal Diameter of
Pipe pilih 4.026. Hasil pembacaan: Fb = 842.12
2. Menggunakan
perhitungan: Flowing temperature = 86oF.
Ftf =
= 0.9759

3. Menggunakan
tabel dan perhitungan: ID pipa dan diameter orifice sama dengan no. 1, Hw
= 150 in. WC, Pf = 300 psi, berapa Fr..
Untuk ID pipa 4.026” dan diameter orifice 2”, dari Tabel
2 diperoleh b = 0.0395. Maka Fr
1.00001

..